Muhammadiayah Sebagai Sumber Kebahagian

8 Maret 2024, oleh: Muhcor UMY

By: M. YUZI PRASETIA

Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia, mengambil nama dari Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk penghormatan dan identitas sebagai pengikut ajaran Islam. Latar belakang pemilihan nama ini oleh KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, terletak pada keinginannya untuk membangkitkan rasa ingin tahu masyarakat terhadap organisasi ini. Pada masa itu, nama Muhammadiyah terdengar asing bagi telinga masyarakat umum, dan hal ini dijadikan sebagai strategi untuk membuka celah diskusi dan memberikan penjelasan luas tentang ajaran Islam sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dengan cara ini, Muhammadiyah tidak hanya menjadi sebuah organisasi keagamaan, tetapi juga menjadi sarana untuk menyebarkan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas.

Muhammadiyah, yang merupakan salah satu organisasi sosial Islam yang sangat berpengaruh di Indonesia sebelum Perang Dunia II dan mungkin tetap memiliki dampak yang signifikan hingga saat ini, berdiri di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Pendiriannya dilakukan di desa Kauman Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan, atas usulan dari murid- muridnya dan beberapa anggota Budi Utomo. Tujuan utama pendirian organisasi ini adalah untuk membentuk suatu lembaga pendidikan yang memiliki karakteristik keberlanjutan. Langkah ini bukan hanya menciptakan suatu lembaga keagamaan, melainkan juga menandai peran Muhammadiyah sebagai pionir dalam menggabungkan dimensi keagamaan dengan pembangunan Pendidikan, Kesehatan dan keagamaan di Indonesia.(Takhir, 2010)

Secara umu Berdirinya Muhammadiyah di pengarui dua faktor utama, yaitu teologis dan sosiologis. Dari segi teologis, pendiriannya dipicu oleh hasil pengkajian Al-Qur’an oleh K.H. Ahmad Dahlan, terutama melalui pemahaman terhadap QS. Ali-Imran ayat 104 yangartinya “Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”. Dalam konteks sosiologis, faktor-faktor internal muncul dari kehidupan masyarakat Islam Indonesia, seperti ketidakmurnian amalan Islam karena pengaruh agama Hindu dan Buddha sebelum Islam masuk. Sementara faktor eksternal mencakup meningkatnya gerakan kristenisasi, akibat kedatangan bangsa Eropa terutama Belanda ( Takhir, 2010). Ini lah beberapa faktor terbentuknya Muhammadiyah dan menjadi sumber kebahagian Masyarakat di Indonesia.

Keberhasilan Muhammadiyah dalam menciptakan kebahagiaan dapat dilihat dari komitmennya terhadap pendidikan. Muhammadiyah telah mendirikan sekolah-sekolah yang tidak hanya menyediakan pendidikan berkualitas, tetapi juga mencetak generasi yang cerdas dan bermoral. Melalui program-program pendidikan yang terus berkembang, Muhammadiyah membuka pintu kesempatan bagi ribuan anak untuk meraih masa depan yang cerah, menggambarkan kebahagiaan yang lahir dari ilmu pengetahuan dan kecerdasan.(Huda, 2019)

Kesehatan menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan Muhammadiyah untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan bahagia. Berbagai layanan kesehatan yang diberikan oleh Muhammadiyah, dari klinik hingga rumah sakit, telah menjadi penjaga kesejahteraan bagi masyarakat yang membutuhkan. Dalam pandangan Muhammadiyah, kesehatan adalah hak bagi setiap individu, dan memberikan akses penuh terhadap layanan kesehatan adalah salah satu cara untuk mengembirakan hati yang membutuhkan.(Sutrisna, 2015)

Namun, Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada kebutuhan materi, tetapi juga pada pembangunan karakter dan spiritualitas. Melalui kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial, Muhammadiyah menciptakan lingkungan yang memupuk nilai-nilai kebaikan, solidaritas, dan rasa saling menghargai. Di dalamnya, setiap individu diajak untuk menemukan makna kehidupan yang sejati, menciptakan kebahagiaan yang bersumber dari kedamaian batin dan hubungan harmonis dengan sesama.(Yunus, 2010)

Muhammadiyah juga mengambil peran aktif dalam menanggapi berbagai tantangan sosial dan ekonomi. Program-program pemberdayaan ekonomi yang dijalankan oleh Muhammadiyah membantu banyak masyarakat untuk mandiri secara ekonomi. Keberhasilan ini tidak hanya membawa kebahagiaan secara individu, tetapi juga mengubah dinamika sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.

Penting untuk dicatat bahwa kebahagiaan yang dihasilkan oleh Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada anggotanya. Muhammadiyah, dengan semangat inklusifnya, mencoba menyentuh setiap lapisan masyarakat. Dengan demikian, Muhammadiyah bukanlah sekadar sebuah organisasi keislaman, tetapi lebih dari itu, ia adalah kekuatan yang mampu mengubah hidup banyak orang dan menciptakan kebahagiaan di tengah-tengah perubahan zaman.

Muhammadiyah yang mengembirakan adalah bukti nyata bahwa keislaman yang moderat dan inklusif dapat menjadi sumber kebahagiaan yang berkelanjutan. Melalui pendidikan, kesehatan, spiritualitas, dan pemberdayaan ekonomi, Muhammadiyah telah merajut kisah keberhasilan dan kebahagiaan yang menciptakan dampak positif bagi masyarakat. Keberadaannya adalah pencerminan dari semangat keislaman yang membawa kegembiraan dan harapan bagi banyak orang, membuktikan bahwa Islam yang dihayati dengan benar adalah sumber kebahagiaan sejati.

 

DAFTAR PUSTAKA

Em Sutrisna. (2015). Muhammadiyah Dan gerakan Kesehatan Kmajuan. Tajdida, 13, no 1.

Gustian Takhir. (2010). Gerakan sosial keagamaan dan pendidikan. Jurnal Abadiyah , X noomor 2, 160– 162.

HM Husni Yunus. (2010). PENDIDIKAN STRATEGI MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN KEAGAMAAN DAN KEMASYARAKATAN DI TENGAH DINAMIKA KEHIDUPAN BANGSA. Jurnal Kajian Islam

Kontemporer, Volume 01, No. 2.

Syamsul Huda, & Dahani Kusumawati. (2019). Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan. Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 2 No. 2.

Facebook Comments Box